• Post Title

    Category

    Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s,when an unknown printer...

    Buton


  •       Tahun 1997 di Klaten, ketika subuh lahir anakan anjing yang sampai saat ini aku tidak tau rasnya. Di kebun rumahku di bawah tumpukan daun kelapa kering, beberapa anak anjing lucu baru saja lahir dari rahim induk anjing betina Mopi dan induk jantan Kapok. Akupun berkesempatan untuk memilih satu diantara sekian anak anjing yang unyu- unyu itu, dan kupilihlah satu dan dinamai Miko, singkatan dari nama kedua induknya. Miko memiliki bulu berwarna hitam dan putih.


          Miko aku bawa masuk kerumah dan kuletakan dibawah lemari usang di depan kandang burung puyuh ayahku. Nasib anakan anjing yang lainnya aku tak tahu. Mungkin mereka di titipkan ke kerabat Neneku yang lain.
              
          Keesokannya harinya, aku kaget dan hampir menagis karena Miko tidak membuka kedua matanya. Aku kira ia buta dan aku sangat bersedih. Tapi, kata tanteku memang Miko tidak akan membukakan kelopak matanya untuk beberapa minggu. Dan legalah aku.
               
         Saat itu, aku belum memiliki adik jadi Miko kuanggap adikku sendiri. Kami tumbuh bersama, bermain, memberinya makan, menonton tv, berjalan- jalan di kebun, menangkap tikus, mengejar dan menggonggongi orang asing, walaupun suara gonggongannya masih unyu- unyu . Sungguh menyenangkan, dia adalah teman masa kecilku yang pertama.
                  
         Tapi itu tidak berlangsung lama, tahun 1999 ayahku diangkat PNS di kota Batang dan beliau memutuskan untuk memboyong kami sekeluarga ke Batang. Hal ini sangat tidak kuterima. Di hari kepindahanku, aku menangis karena tidak kan bertemu dengan Miko lagi. Inginya ia juga kubawa ke Batang, tapi itu tidaklah mungkin mengingat kata ayah rumah kontrakan kami di Batang sempit dan berada di perumahan yang tidak boleh memelihara anjing.
                   
         Ternyata tidak selamanya aku berpisah dengan Miko, setiap bulan puasa kami mudik ke Klaten dan saat itulah aku bisa bermain lagi dengan Miko. Tiap tahun ia bertambah besar, pertumbuhannya sangat pesat. Bahkan saat aku SD, aku bisa menungganginya.
                  
         Miko sangat suka nongkrong di kamar kalau cuaca sedang terik. Atau tidur di kebun dibawah pohon mangga, atau bersantai di halaman depan di bawah pohon rambutan. Kalau malam ia tidur di depan pintu rumah untuk menjaga kalau- kalau ada maling masuk. Ia mau makan kalau nasinya dicampur dengan gajih atau lemak sapi, sangat berminyak. Miko terkenal di kampung neneku. Karena beberapa diantara tetangga nenekku pernah digonggonginya karena mencuri rambutan atau mangga.
                 
         Hingga di tahun 2007. Beberapa minggu sebelum lebaran. Aku mendapat kabar dari tanteku kalau Kapok, ayah Miko meninggal dunia. Dan tak selang berapa lama, aku mendapat kabar yang sangat mengejutkan. Miko hilang.
           
        Miko hilang..
                  
        Sengaja diulang biar makin dramatis..
                   
        Aku tak kuasa menahan haru, anjing kecil peliharaanku sekaligus teman masa kecilku hilang. Dan penyebabnya adalah saat ia bermain di sawah orang petang hari, ia mendengar suara petasan yang amat keras, ia ketakutan dan berlari sejauh- jauhnya dan tak kembali pulang. Memang di desa nenekku, warganya suka sekali bermain petasan. Aku sangat kecewa.
                  
         Dan hingga hari ini aku masih menunggui kepulangan Miko. Ia sudah tak memiliki ayah dan ibunya juga pergi entah kemana. Setidakanya kalau dia masih hidup, aku beraharap dia dipelihara oleh orang- orang yang baik. Dan kalau dia sudah tiada, semoga ia tenang disana. Aku merindukanmu, Miko.

    0 comment:

    Post a Comment

    Terima kasih sudah berkujung dan membaca kiriman saya. Kirim balik komentar kalian :)

    rss
    rss


    Copyright © 2010 kid.asya.riu All rights reserved.Powered by Blogger.