• Post Title

    Category

    Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s,when an unknown printer...

    Buton


  • Ada orang lain yang berkata: Saya sudah berani kawin kalau saya sudaj mempunyai meja satu, kursi empat –yaitu meja makan, lantas satu zitje (tempat duduk untuk bersantai, dalam bahasa Belanda) –lantas satu temapt tidur.

    Ada orang yang lebih berani lagi dari itu, yaitu saudara- saudara Merhaen! Kalau dia sudah mempunyai gubug saja dengan satu tikar, dengan satu periuk: dia kawin. Marhaen dengan satu tikar, satu gubug: kawin. Sang klerk (jurutulis dalam bahasa Belanda) dengan satu meja, empat kursi, satu zitje, satu tempat tidur: kawin.

    Sang Ndoro (atau Bandoro, berarti majikan atau tuan, dalam bahasa Jawa) yang mempunyai rumah gedung, electrische-kooklpaat (alat masak listrik dalam bahasa Belanda), tempat tidur, uang bertimbun- timbun: kawin. Belum tentu mana yang lebih gelukkig (bahagia, dalam bahsa Belanda), belum tentu mana yang lebih bahagia, sang Ndoro dengan tempat tidurnya ynag mentul- mentul, atau Sarinem dan Samiun yang hanya mempunyai satu tikar dan satu periuk, Saudara- saudara!

    Tekad hatinya yang perlu, tekad hatinya Samiun kawin dengan satu tikar dan satu periuk, dan hati sang Ndoro yangbaru berani kawin kalau sudah mempunyai gerozilver (peralatan makan dari perak, dalam bahasa Belanda) satu kaset plus kinderuitzet buat tiga tahun lamanya! Saudara- saudara soalnya adalah demikian: Kita ini berani merdeka atau tidak? Inilah, Saudara- saudara sekalian, Paduka Tuan Ketua yang mulia, ukuran saya yang terlebih dulu saya kemukakan sebelum saya bicarakan hal- hal yang mengenai dasarnya satu negara yang merdeka. Saya mendengar uraian Paduka Tuan Soetardjo beberapa hari yang lalu, tatkla menjawab apakah yang dinamakan merdeka, beliau mengatakan: Kalau tiap- tiap orang di dalam hatinya telah merdeka, itulah kemerdekaan. Saudara- saudara, jika tiap- tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita dapat mencapai political independence... saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia Merdeka!

    Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia Merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Sovyet-Rusia Merdeka, Stalin memerdekakan hati bangsa Sovyet-Rusia satu per satu. Saudara- saudara! Sebagai juga salah seorang pembicara berkata, kita bangsa Indonesia tidak sehat badan, banyak penyakit malaria, banyak disentri, banyak penyakit hongerudeem (penyakit busung lapar, dalam bahasa Belanda), banyak ini banyak itu. “Sehatkan dulu bangsa kita, baru kemudian m e r d e k a .”

    Saya berkata, kalau ini pun harus diselesaikan labih dulu, 20 tahun lagi kita belum merdeka. Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita menyatukan rakyat kita, walaupun misalnya tidak dengan kinine, tapi kita kerahkan segenap masyarakat kita untuk menghilangkan penyakit malaria dengan menanam ketepeng kerbau. Di dalam Indonesia Merdeka kita melatih pemuda kita supaya menjadi kuat, di dalam Indonesia kiat menyehatkan rakyat sebaik- baiknya. Inilah maksud saya dengan perkataan “jembatan”. Di seberang jembatan –jembatan emas –inilah baru kita leluasa menyususn masyarakat Indonesia Merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal, dan abadi.

    Tuan- tuan sekalian! Kita sekarang menghadapi satu saat yang maha penting. Tidaklah kita mengetahui, sebagaimana telah diutarakan oleh berpuluh- puluh pembicara, bahwa sebenarnya international recht –hukum internasional –menggampangkan pekerjaan kita? Untuk menyusun, mengadakan, mengakui satu negara yang merdeka, tidak diadakan syarat yang neko- neko, yang jelimet. Tidak! Syaratnya sekedar bumi, rakyat, pemerintah yang teguh! Ini sudah cukup untuk internationa recht. Cukup, Saudara- saudara. Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh salah satu negara lain yang merdeka, itulah yang sudah bernama: Merdeka. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya ata tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat- syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya –sudahlah ia merdeka. Janganlah kita gentar, zwaarwichtig, lantas mau menyelesaikan lebih dulu 1001 soal yang bukan- bukan! Sekali lagi saya bertanya: Mau merdeka apa tidak? Mau merdeka apa tidak? (Jawaban hadirin: Mau!)

    0 comment:

    Post a Comment

    Terima kasih sudah berkujung dan membaca kiriman saya. Kirim balik komentar kalian :)

    rss
    rss


    Copyright © 2010 kid.asya.riu All rights reserved.Powered by Blogger.