• Post Title

    Category

    Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s,when an unknown printer...

    Buton


  • Dua tahun akhirnya berhasil ia jalani di sekolah dasar itu. Dan berharap setelah naik tingkat akan mengetahui banyak hal lain yang tak ia ketahui sebelumnya. Dan berusaha sekeras mungkin untuk menyembunyikan kata- kata di siang itu, sangat tak mudah seperti saat ia bersembunyi dalam permainan petak umpet. Namun, ia tak mengetahui apa ekor dari semua itu. Yang ia tahu, makhluk itu menyuruhnya untuk tidak membicarakan kata- kata di siang itu kepada makhluk- makhluk lain.
                    Di kelas tiga sekolah dasar, ia merasa bahwa ia telah melengkapi warna pelangi dalam hidupnya. Setahunya, warna pelangi hanyalah tiga, merah, kuning, dan hijau. Dan itu sudah cukup indah baginya. Kelasnya masih sama, dengan anak- anak gaduh yang bertambah usianya dan bertambah pula kenakalannya.
                    Nasib makhluk bercelana dan berambut belah tengah itu dibenaknya juga masih sama. Hanya sikapnya di depan makhluk itu yang berbeda. Anak perempuan kecil itu merasa telinganya sangat peka jika mendengar nama Ronggo disebut. Ia juga tersenyum ketika melihat wajah makhluk bercelana itu dari kejauhan. Dan ia merasa takut dan jantung yang berdegup sangat kencang jika ia berada dekat di sekitar makhluk itu.
                    Lama waktu membawanya dalam lautan hutan tanda tanya itu. Makhluk- makhluk lain dalam kelasnya juga mulai menyadari hal lain yang menyenangkan selain bermain petak umpet. Ada hal lain yang tumbuh tanap mereka bersusah payah menebat benih dan merawatnya. Mereka juga tak tahu, kapan benih itu tumbuh dan bagaimana benih itu membuat mereka merasakan sensasi yang aneh. Atmosfir lain yang aneh, tak sama seperti rasa bahagia ketika mereka lolos bersembunyi saat bermain petak umpet. Aneh dan tak biasa.
                    Cinta, kata yang masih sangat tak beraturan bagi makhluk- makhluk di kelas gaduh itu. Masih begitu hijau untuk memikirkan sebuah kata tersebut. Mungkin mereka akan pusing saat berusaha memecahkan kata tersebut, lebih pusing daripada saat mengerjakan soal hitungan pembagian dan perkalian matematika.
                    Namun, meraka tak perlu memikirkannya. Yang perlu mereka lakukan adalah merasakannya, menikmati sensasi dari setiap inci kata tersebut. Sang guru tak tahu, kapan mereka siap memahami arti kata itu. Biarlah mereka merasakan kata itu seperti merasakan hangatnya sinar matahari menyentuh kulit muda mereka. Merasakan sejuknya seperti angin yang membelai rambut mereka. Seperti hujan yang menuntaskan dahaga bumi dikala musim kemarau. Begitu juga dengan anak perempuan kecil itu.
    Suatu saat makhluk- makhluk di kelas itu akan merasakan hal yang memuncah yang asalnya dari anath berantah. Suatu rasa selain rasa manis, asin, pahit, atau asam yang meledak dari kepala mereka.

    0 comment:

    Post a Comment

    Terima kasih sudah berkujung dan membaca kiriman saya. Kirim balik komentar kalian :)

    rss
    rss


    Copyright © 2010 kid.asya.riu All rights reserved.Powered by Blogger.